MENGALIRNYA
DARAH TAK BERDOSA
Oleh:
Uun Undarti Septiani
Dalam
cerpen yang berjudul ‘Gembritt Foury’ Karya M. Shoim Anwar mengangkat
permasalahan dunia politik. Pada cerpen tersebut menggambarkan permainan
politik sangatlah sadis. ketidak harmonis antara pro dan kontra dengan
pemerintah. Adanya upaya pihak oposisi menendang-nendang keras kepada penguasa.
Kecewa, benci, dan sakit hati ketidak puasan gaya pemimpinnya arogan. Bersikap sewenang-wenang
kepada orang lain karena memiliki kedudukan tertinggi. Suka menyopot pejabat tinggi sana dan menyopot
pejabat sini yang ahli dibidangnya. Berbagai alasan yang tidak jelas
dilontarkan dari mulutnya tanpa dimusyawarakan dulu dengan pihak lain. Hanya
diputuskan secara sepihak. Agar bisa meloloskan salah satu pihak lain tanpa
hambatan.
Kekosongan
kursi itu diganti dengan kerabatnya sendiri yang tidak memiliki kompeten sama
sekali dibidangnya. Sistem pemerintahan menjadi pincang karena dipimpin oleh
orang yang tidak memiliki keahlian. Mau dibawah kemana negara. Ini tidak
memberikan keuntungan bagi pemerintahan melaikan jadi buntung. Karena banyak
dirugikan oleh pihak-pihak yang tidak betanggung jawab. Hanya memfikirkan
perutnya saja tidak peduli dengan masyarakatnya sendiri. Ini hanya semata-semata keuntungan pribadi dan
politik yang menikmatinya. Rakyat hanya bisa melihat meratap nasib mereka.
Orang
lain yang ahli tidak diberikan kesempatan untuk meraih kursi itu. Hanya elit
politik dan kerabat terdekat saja dapat menduduki posisi strategis itu.
Berfoya-foya di atas derita orang lain. Hati
mereka sudah ditutupi oleh nafsu. Tidak mau peduli lagi dengan nasib orang yang
tertindas. Rusaklah negara ini dipimpim-pimpin orang seperti itu. Cuplikan dari
cerpen “Pemimpin ini memberikan jabatan-jabatan penting pada segenap keluarga,
kendati sebenarnya tidak becus. Mereka membentuk jaringan politik dan ekonomis”
(2013:150).
Awal
dari situlah ada aroma tidak sedap dari penguasa. Menjukar-jungkirkan jabatan
demi kepentingan pribadi. Mengobrak-abrik sistem pemerintahan yang sudah baku
menjadi amburadul. Agar para penguasa lebih mudah menggerakkan roda
pemerintahan. Negara menjadi hancur ada tangan-tangan jahil yang mengotorinya. Telinganya
tidak lagi bisa mendengar jeritan rakyat tidak berdosa menjadi korbanya. Kaya
semakin kaya, sedangkan yang miskin menjadi miskin.
Para
penentang pemerintahan berusaha mendongkel terhadap penguasa dari jabatannya. Mereka sudah lelah
menghadapi pemimpin yang berjabat. Pemimpin sekarang sebagai boneka politik.
Alasanya karena pemerintah yang hanya menjadi
alat permainan elit politik untuk kepentingannya. Menumpuk kekayaan
negara demi anak dan cucunya sejartera. Lalu mendirikan perusahan keluarga
dengan memanfaatkan fasilitas negara seperti mudah mengurus surat izin
pendirian perusahan. Sedangakan rakyat menderita mencari pekerjaan susah dan
mendirikan pabrik dalam skala kecil dipersulit. Kekayaan negara terus dikeruk
habis oleh penguasa. Ada usaha untuk mendongkal penguasa yang menjabat. Cuplikan
dari cerpen Gembritt Foury “Kekayaan negara diserap dan ditumpuk untuk anak-anak
cucunya dengan mendirikan perusahaan dimana-mana” (2013:150)
Katanya
memperjuangkan rakyat, katanya mensejahterakan rakyat, dan hanya katanya saja.
Hanya janji-janji yang tidak tepati. Pemimpin adalah amanah yang harus dipegang
bukan menghianati hati rakyat. Rakyat
hanya menagih janji pejabat tinggi. Mereka perlu bukti bukan
argumen-argumen yang tidak berbobot. Mereka sudah bosan dengan sekedar janji
saja. Inovasi-inovasi pemimpin untuk mengubah masa depan bangsa itulah yang
diimpikan rakyat selama ini.
Bagi
pro pemerintahan akan selalu mendukung apapun kebijakannya. Apabila sistem
pemerintah digulingkan oleh pihak-pihak yang kontra dengannya. Maka yang akan
dilakukan yaitu perlawan sengit antara pendukung penguasa dan yang kontra
dengan pemerintah. Ditakutkan adalah memicu terjadinya kekarasaan dan
pelanggaran HAM. Banyaknya peredaraan senjata api ilegal sehingga masayarakat
sipil dan anak-anak bebas mengggunakannya. Itu semua hanya untuk membela diri
dari musuh.
Penembakan brutal yang menewaskan masyarakat
sipil yang tidak berdosa. Perlawanan tidak berhenti situ saja tersebarnya
ranjau dan bom. Bom itu diledakan ditempat-tempat yang startegis misalnya
fasilitas umum, mobil, rumah, dan rumah penduduk. Pelawaan pro pemerintah terus
gencar sama pihak oposisi mau berhenti. Cuplikan dari cerpen. “Situasi politik
di Havana akhir-akhir ini memang menghangat, insiden-insiden sering terjadi,
beberapa kelompok pasukan siap di tempat-tempat tertentu sisanya mondar-mandir
dijalan” (2013:149). “Tiga hari setelah kepergian Gembirit, situasi Kuba
mendidih. Tembakan sering terdengar di mana-mana (2013:152).
Pihak
oposisi juga tidak menyerah menyebar surat hitam yang berisi surat ancaman
terhadap penguasa. Mencari dukungan untuk meruntuhkan rezim pemerintah.
Memajulkan ke dewan tertinggi agar permohonan dapat dikabulkan. Mereka bosan
dengan kebijak-kepijakan yang tidak pro rakyat. Berusaha untuk memperkaya diri
sendiri. Pihak oposisi bersikeras memintah penguasa lengser dari jabatannya.
Cukup berhenti disini saja. Jangan ada lagi penguasa yang hanya mementikan elit
politik dan keluarganya saja. Cuplikan dari cerpen “Selebaran–selebaran gelap
ada di mana-mana, isinya menyatakan ketidakpuasan rakyat terhadap sistem
politik dan kepemimpinan Fulgencio Batista maupun Gerardo Machado” (2013:149).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar