Kamis, 03 April 2014

Menanti Tanpa Batas Waktu


Cerpen berjudul “Surat Terakhir” Karya M. Shoim Anwar mengkritik tentang permasalahan sosial. Dalam cerpen tersebut terjadi hubungan percintaan yang terlarang antara tokoh Aku dengan Susmia. Tokoh Aku dan Susmia adalah teman sekelas di SMA. Susmia seorang wanita yang sangat istimewa di hatinya. Karena keadaanlah yang memaksakan hubungan mereka harus berakhir. Tembok raksasa yang menghalangi dua insan manusia untuk bercinta.
Ketika tokoh aku menghadapi suatu permasalahan. Memaksakan harus memilih antara pendidikan atau cinta. Menurutnya pendidikan sangatlah penting. Dengan pendidikan dapat mengubah nasibnya. Meskipun, dia orang serba kekurangan tetapi dia ingin menjadi sukses dan dunia bisa dirainya. Suatu hal yang tidak mungkin suatu saat menjadi kenyataan.  Disisi lain dia sangat mencintai kekasihnya, yaitu Susmia. Wanita pujaan yang selama ini dia impikan. Dia ingin Susmia menjadi bagian hidunya. Susmia rela menantinya hingga sampai tokoh Aku meraih cita-citanya tercapai.
Pada cuplikan cerpen “Saya tidak sampai hati memperlakukan dia untuk menanti tanpa batas waktu” (2014:142). Cuplikan tersebut membuktikan bahwa ada rasa putus asa pada dirinya. Ditengah jalan langsung berhenti dan menyerah begitu saja. Menjadi seorang laki-laki jangan diam saja dan hanya merenungkan nasib. Seringkali menyalahkan nasib pada dirinya. Mencaci maki dan benci terhadap nasib yang dialaminya. Terkadang juga diterima terhadap diirinya. Seharus memperjuangkan cintanya sampai titik darah penghabisan. Berjuang tanpa mengenal lelah. Selagi dia masih mampu untuk berdiri tegak. Meskipun harus menanti. Penenantian  yang tidak  ada batas waktu. Ada rasa sungkan pada benaknya. Dia tidak mau pujaan hatinya harus menunggunya yang tidak ada kepastian jelas.

Saat waktu memisahkan Susmia dan tokoh Aku. Ketika mereka sudah memiliki pasangan masing-masing tetapi mereka masih saling menyayangi. Suatu keputusan yang sangat disesali pada dirinya, yaitu meninggalkan Susmia. Andai bisa memutarkan waktu kembali dia ingin selalu bersama Susmia sampai akhir hayatnya. Tetapi keadaan berbicara lain. Sekarang Susmia menjadi milik orang lain. Kecewa dan marah berkecambuk dalam diri ini. Susmia juga masih cinta dengan tokoh Aku. Susmia sulit melupakan mantan pacarnya. meskipun disampingnya ada suaminya berani main mata dengan mantan pacarnya tersebu. cuplikan dari cerpen”Susmia menatapku kuat-kuat mulai duduk hingga kini, nyaris tak perna berkedip. Dia benar-benar tidak takut dengan suami.
Dari situlah ada unsur-unsur cinta yang terlarang. Susmia sudah mempunyai suami masih bermain mata dengan mantan pacaranya, yaitu tokoh aku. Meskipun terhalang oleh ruang dan waktu cinta mereka tetap bersemi. Berusaha untuk melupakan masa lalu semakin sulit untuk pergi. Setiap saat dan setiap waktu selalu memfikirkannya. Namanya selalu ingat dalam memorinya. Semakin dia lupakan semakin kuat nama Susmia bahkan dalam tidurnya masih memanggil-manggil nama Susmia. Seorang wanita yang sangat istimewah dihatinya. Cinta pertama melekat dihatinya meskipun dia sudah punya istri. Nama Susmia tetap nomor satu pada dirinya. Istrinya selalu di nomor dua. Dia berusaha untuk mencintai istrinya tetapi tidak bisa. Rindu kepada Susmia terus menjadi beban baginya. Iman pada dirinya terus goyah.
Tokoh Aku egois hanya memfikirkan dirinya sendiri. Acuh tak acuh dengan istrinya sendiri yang menemaninya selama ini dan memberikan dua orang anak kepadanya.  Tokoh aku tidak perna menghargai istrinya. Memberikan sentuhan kasih sayang kepada istrinya sangat jarang. Ada dalam pikirannya hanya Susmia dan Susmia. Surat pemberian dari Susmia yang terakhir selalu dia kenang. Surat tersebut dicium dan dipeluknya seakan tidak mau lepas. Surat tersebut tidak mau pisah darinya. Banyangan Susmia selalu menghantui dalam hidupnya.
 Timbul ada unsur kecemburan pada istri tokoh Aku.  Istri dari tokoh Aku tidak terima bila suaminya menduakannya. Tokoh aku juga tidak terima bila surat dari Susmia diambil oleh istrinya. Perbuatan dari tokoh Aku memperlakukan istrinya tidak adil. Cuplikan dari cerpen sebagai berikut
 “Kamu nyeleweng, ya?” istriku menuding mukaku.
“Nyeleweng apa?”
“Punya pacar lagi! istri menjawab dengan nada tinggi.
“Siapa yang nyeleweng?”.
“Ngaku enggak! istri membentak (2014:146).
Dari cuplikan cerpen di atas tokoh Aku terus membanta tuduhan dari istrinya. Dia tidak mengatakan sebenarnya. Dia berusaha menyembunyikan perasaan yang sesunggunya. Maka dari situlah muncul pertentangan antara tokoh Aku dengan istrinya. Tokoh aku berusaha merebut surat dari Susmia. Surat terakhir pemberian dari Susmia sangatlah penting dari segala-galanya bila dibandingkan dengan keluarganya.
Selain itu semua orang berhak mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya tidak mengenal status atau kedudukan. Menyerah bukan berarti dapat mengubah nasib. Semangat yang tinggi dan kemauan itulah dapat mengubah hidupnya sendiri. Pada kata “Saya orang miskin. Beban saya untuk menyelesaikan amat berat”. Membuktikan bahwa alasan ekonomi yang mencekiknya. Berfikir keras untuk keluar dari permasalahan yang membelitnya. keinginan untuk menyelesaikan kuliah sangat sulit tidak didukung oleh materi yang kurang. Beban yang ada dipundaknya terasa berat. Tekanan terus menekan batinnya. Putus asa terus membelenggunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar