Cerpen
berjudul “Surat Terakhir” Karya M. Shoim Anwar mengkritik tentang permasalahan
sosial. Dalam cerpen tersebut terjadi hubungan percintaan yang terlarang antara
tokoh Aku dengan Susmia. Tokoh Aku dan Susmia adalah teman sekelas di SMA.
Susmia seorang wanita yang sangat istimewa di hatinya. Karena keadaanlah yang
memaksakan hubungan mereka harus berakhir. Tembok raksasa yang menghalangi dua
insan manusia untuk bercinta.
Ketika
tokoh aku menghadapi suatu permasalahan. Memaksakan harus memilih antara
pendidikan atau cinta. Menurutnya pendidikan sangatlah penting. Dengan
pendidikan dapat mengubah nasibnya. Meskipun, dia orang serba kekurangan tetapi
dia ingin menjadi sukses dan dunia bisa dirainya. Suatu hal yang tidak mungkin
suatu saat menjadi kenyataan. Disisi
lain dia sangat mencintai kekasihnya, yaitu Susmia. Wanita pujaan yang selama
ini dia impikan. Dia ingin Susmia menjadi bagian hidunya. Susmia rela
menantinya hingga sampai tokoh Aku meraih cita-citanya tercapai.
Pada
cuplikan cerpen “Saya tidak sampai hati memperlakukan dia untuk menanti tanpa
batas waktu” (2014:142). Cuplikan tersebut membuktikan bahwa ada rasa putus asa
pada dirinya. Ditengah jalan langsung berhenti dan menyerah begitu saja.
Menjadi seorang laki-laki jangan diam saja dan hanya merenungkan nasib.
Seringkali menyalahkan nasib pada dirinya. Mencaci maki dan benci terhadap
nasib yang dialaminya. Terkadang juga diterima terhadap diirinya. Seharus
memperjuangkan cintanya sampai titik darah penghabisan. Berjuang tanpa mengenal
lelah. Selagi dia masih mampu untuk berdiri tegak. Meskipun harus menanti.
Penenantian yang tidak ada batas waktu. Ada rasa sungkan pada
benaknya. Dia tidak mau pujaan hatinya harus menunggunya yang tidak ada
kepastian jelas.
Saat
waktu memisahkan Susmia dan tokoh Aku. Ketika mereka sudah memiliki pasangan
masing-masing tetapi mereka masih saling menyayangi. Suatu keputusan yang
sangat disesali pada dirinya, yaitu meninggalkan Susmia. Andai bisa memutarkan waktu
kembali dia ingin selalu bersama Susmia sampai akhir hayatnya. Tetapi keadaan
berbicara lain. Sekarang Susmia menjadi milik orang lain. Kecewa dan marah
berkecambuk dalam diri ini. Susmia juga masih cinta dengan tokoh Aku. Susmia
sulit melupakan mantan pacarnya. meskipun disampingnya ada suaminya berani main
mata dengan mantan pacarnya tersebu. cuplikan dari cerpen”Susmia menatapku
kuat-kuat mulai duduk hingga kini, nyaris tak perna berkedip. Dia benar-benar
tidak takut dengan suami.
Dari
situlah ada unsur-unsur cinta yang terlarang. Susmia sudah mempunyai suami
masih bermain mata dengan mantan pacaranya, yaitu tokoh aku. Meskipun terhalang
oleh ruang dan waktu cinta mereka tetap bersemi. Berusaha untuk melupakan masa
lalu semakin sulit untuk pergi. Setiap saat dan setiap waktu selalu
memfikirkannya. Namanya selalu ingat dalam memorinya. Semakin dia lupakan
semakin kuat nama Susmia bahkan dalam tidurnya masih memanggil-manggil nama
Susmia. Seorang wanita yang sangat istimewah dihatinya. Cinta pertama melekat
dihatinya meskipun dia sudah punya istri. Nama Susmia tetap nomor satu pada
dirinya. Istrinya selalu di nomor dua. Dia berusaha untuk mencintai istrinya
tetapi tidak bisa. Rindu kepada Susmia terus menjadi beban baginya. Iman pada
dirinya terus goyah.
Tokoh
Aku egois hanya memfikirkan dirinya sendiri. Acuh tak acuh dengan istrinya
sendiri yang menemaninya selama ini dan memberikan dua orang anak
kepadanya. Tokoh aku tidak perna
menghargai istrinya. Memberikan sentuhan kasih sayang kepada istrinya sangat
jarang. Ada dalam pikirannya hanya Susmia dan Susmia. Surat pemberian dari
Susmia yang terakhir selalu dia kenang. Surat tersebut dicium dan dipeluknya
seakan tidak mau lepas. Surat tersebut tidak mau pisah darinya. Banyangan
Susmia selalu menghantui dalam hidupnya.
Timbul ada unsur kecemburan pada istri tokoh
Aku. Istri dari tokoh Aku tidak terima
bila suaminya menduakannya. Tokoh aku juga tidak terima bila surat dari Susmia
diambil oleh istrinya. Perbuatan dari tokoh Aku memperlakukan istrinya tidak
adil. Cuplikan dari cerpen sebagai berikut
“Kamu nyeleweng, ya?” istriku menuding mukaku.
“Nyeleweng
apa?”
“Punya
pacar lagi! istri menjawab dengan nada tinggi.
“Siapa
yang nyeleweng?”.
“Ngaku
enggak! istri membentak (2014:146).
Dari
cuplikan cerpen di atas tokoh Aku terus membanta tuduhan dari istrinya. Dia
tidak mengatakan sebenarnya. Dia berusaha menyembunyikan perasaan yang
sesunggunya. Maka dari situlah muncul pertentangan antara tokoh Aku dengan
istrinya. Tokoh aku berusaha merebut surat dari Susmia. Surat terakhir
pemberian dari Susmia sangatlah penting dari segala-galanya bila dibandingkan
dengan keluarganya.
Selain
itu semua orang berhak mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya tidak mengenal
status atau kedudukan. Menyerah bukan berarti dapat mengubah nasib. Semangat
yang tinggi dan kemauan itulah dapat mengubah hidupnya sendiri. Pada kata “Saya
orang miskin. Beban saya untuk menyelesaikan amat berat”. Membuktikan bahwa
alasan ekonomi yang mencekiknya. Berfikir keras untuk keluar dari permasalahan
yang membelitnya. keinginan untuk menyelesaikan kuliah sangat sulit tidak
didukung oleh materi yang kurang. Beban yang ada dipundaknya terasa berat.
Tekanan terus menekan batinnya. Putus asa terus membelenggunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar