Pada cerpen berjudul “Kutunggu Di Jarwal” memiliki
kelebihan. Tema tentang keadilan yang diangkat dalam cerpen tersebut sangat
sesuai dengan topik. Keadilan di zaman moderen ini sangan langkah. Masyarakat
sangat haus dengan keadilan yang jujur dan tidak memihak salah satu. Semua
mendapat perlakuan yang sama. Di mata hukum semua masyarakat mendapat perlakuan
yang sama yang melakukan kesalahan akan mendapatkan sangsi hukuman yang sesuai.
Pemilihan
penokohan di kemas sangat apik dan sesuai dengan pemilihan karakter pada
masing-masing tokoh. Penokohan pada cerpen tersebut di antaranya tokoh aku,
Ina, Aria Hutabala, dan Doni. Tokoh aku yang memiliki karakter yang tegas
tetapi tidak bisa memutuskan sebuah masalah dengan baik. Ina merupakan
perempuan kuat, tangguh, sabar, dan tanggungjawab. Aria Hutabala adalah seorang
hakim ketua yang mudah tergoda dengan hal duniawi dan tidak amanah. Doni
seorang anak yang tidak perhatian dengan orangtuanya sendiri.
Tokoh
aku memiliki ketegas tapi bimbang. Ketika berusaha untuk menolak keinginan dari
Ina untuk mau menikahinya. Alasan dari tokoh Ina ingin melarikan diri dari
tempat kerjanya. Karena majikan yang berbuat kasar dan berbuat melecehkan
martabat perempuan. Tokoh aku bimbang memilih keputusan yang terbaik untuknya
dan orang lain. Apakah tokoh aku harus menolong atau tidak. Disisi lain apabila
menolong Ina, tetapi tokoh aku akan dirugikan. Bahkan berputar arah tokoh aku
bisa juga ditipu Ina. Mempermainkan perasaannya oleh Ina. Sedangkan tidak
memolong ina, tokoh aku akan menyesal dan berdosa pada orang yang
membutuhkannya..
Terlukis
sangat jelas pada cerpen tersebut bagaimana tokoh aku itu tidak ingin terjerumus kedua kali masalah yang sama.
Melakukan dosa terbesar dalam hidupnya. Mempermainkan aturan yang sudah ada.
Akibat dari perbuatannya itu nyawanya menjadi taruhanya bahkan keluarganya ikut
menjadi korban. Tokoh aku ingin mati di tempat yang suci, bukan tempat yang
penuh hina. Ada keinginan dalam hatinya untuk bisa menebus dosa-dosa dimasa
lampaunya. Bertobat sebelum Tuhan menyabut nyawanya. Tetapi banyak sekali
tantangan yang harus dihadapinya.Tokoh aku ingin meninggalkan tingkah laku
buruknya. Meskipun harus hidup dalam
kesendirian dan kekurangan. Keluarga yang dikasihi telah meninggalkannya istri
telah meninggal, sedangkan anaknya tidak pedulikannya. Terpenting adalah ingin
hidup bahagia sampai di alam Surga. Itulah impian yang dirindukannya.
Sosok
Ina dalam cerpen itu merupakan seorang perempuan yang tangguh, dan kuat.
Sebagai tulang punggung keluarga rela meninggalkan anak-anak dan suami demi
sesuap nasi. Memiliki Suami pengangguran yang hanya bisa meminta dan
bersenang-senang tidak menghargai jeripaya dari istrinya. Ina bekerja sebagai
asisten rumah tangga yang digaji murah. Bahkan diperlakukan tidak manusiawi
oleh atasnya. Ada keinginan untuk menolak atau melarikan diri dari semua ini
tetapi keadaan yang tidak memihaknya. Sedangkan tokoh Aria Hutabala merupakan
aparat penegak hukum jabatan sebagai ketua hakim.
Karakter Aria Hutabala mudah tergoda dengan
bonus-bonus yang besar yang akan diberikan kepadanya. Bonus tersebut lebih
besar bila dibandingkan dengan gajinya yang tidak seberapa. Hanya cukup
memenuhi kebutuhan itupun terkadang tidak cukup. Semakin besar kasus yang
ditanganinya semakin besar pula bonus yang didapatkannya. Apabila kasus yang
ditangannya dapat dimenangkan oleh salah satu pihak yang terkait. Hukum seakan
dipermainkan seperti panggung sandiwara yang penuh dengan skenario yang
direkayasa.
Alur
pada cerpen “Kutunggu di Jarwal” menggunakan alur maju. Mulai dari perkenalan,
perumitan, klimak, antiklimak, dan penyelesaian Jalan cerita dijelaskan urut
satu persatu hingga rinci. Alur pada cerpen tersebut sangatlah menarik untuk
dibaca. Saat mencapai klimak terjadi ketegangan sangat seru antara tokoh utama
dengan Ina. Sebagai pembaca terus menerka-nerka dan penasaran akan cerita
selanjutnya. Membaca terus sampai cerita itu selesai. Sebagai penikmat cerpen
tidak perna bosan membaca cerpen, meskipun membaca diulang-ulang kembali. Juga
ikut terhipnotis mengikuti alur ceritanya. Perasaan ikut terhanyut terbuai alur
pada cerpen tersebut. Seru dan penuh tantangan seakan terbawah kedalam cerita
tersebut bermain sebagai pemeran utamanya.
Pada
cerpen tersebut dijelaskan secara gamblak latar tempat seperti halnya tempat
suci, pengadilan, pondokan nomor 1028, dan Jarwal Tayssir. pada cerpen tersebut terdapat cuplikan
kalimat “ Dipanggang cuaca yang sangat panas,”
yang membuktikan latar waktu siang hari. Juga musim dingin terdapat
cuplikan kalimat “Darah terasa membeku hingga ke tulang dan sumsum. Terakhir
adalah latar suasana yang terjadi di dalam cerpen yang berjudul “Kutunggu Di Jarwal”
tegang. Membuktikan latar suasana tersebut menegangkan cuplikan kalimat “Itu
tidak mungkin! Kamu masih punya suami! Kamu tidak punya wali di sini. Sehingga
pembaca mudah menemukan latar tempat, latar waktu, dan latar suasana pada
cerpen tersebut.
Pada
pemilihan bahasa dan diksi berdasarkan pada cerpen “Kutunggu di Jarwal” sangat
bagus. Pada penggunaan diksi tidak ada pengulangan kata dan sangat menarik
dalam mengelolah bahasa dengan baik. Seperti halnya pada cuplikan “Aku adalah
akar dan batang” yang mempunyai makna yang sangat dalam. Kedua, kalimat “semoga
aku mendapatkan daerah basah. Istri dan anak-anakku bisa kelaparan di daerah
kering”. Pada kalimat tersebut menandakan bahwa ada keinginan mendapatkan bonus
yang lain diluar gaji resmi, sedangkan lahan kering merupakan tidak ada bonus
selain gaji yang diterima. Terakhir, kalimat yang sangat menarik adalah “Akulah
lelaki yang sering dirajam kesepian karena hidup sendiri”.
Menggunakan
gaya bahasa personifikasi terdapat cuplikan kalimat “Dinding-dindingnya kusam,
melepuh seperti kulit terbakar” seakan-akan dinding kusam seperti kulit manusia
yang terkenak luka bakar lalu melepuh. Bahasa yang digunakan sangat kental
dengan bahasa Jawa seperti cuplikan “gluduk” yang mempunyai arti petir.
Disisi lain pada cerpen berjudul “Kutunggu Di Jarwal” juga memiliki
beberapa kekurangan. Kekurangan pada
cerpen tersebut adalah pada tokoh Dodi tidak dijelaskan secara detail tentang
karakter dan sifatnya. Tersirat di dalam cerpen itu anak yang tidak perhatian.
Tidak peduli dengan orangtuanya yang hidup sendiri tidak ada satupun
anak-anaknya yang menemani. Tega melantarkan orangtuanya. Hanya menunjuk simbol
memberikan obat kuat dan sakit kepala. Memang sangat berguna tetapi kenapa
harus meninggalkan orangtuanya sendirian. Hal itu menandakan kurang peduli
dengan orang yang dicintainya.
Pada
tokoh Aria Hubala seharusnya membelah pihak yang lemah bukan membela pihak yang
kantong tebal. Sebagai penegak hukum harus adil dan tidak memihak. Meskipun,
diiming-iming hadiah besar dari tersangka yang secara terbukti salah
menghilangkan nyawa orang lain dengan sengaja atau melakukan secara berencana.
Sudah jelas bersalah dijatuhkan hukuman sangat berat, yaitu hukuman mati.
Tetapi aparat tersebut sudah dibutakan oleh hal duniawi, selalu memikirkan
dirinya sendiri. Menerima hadiah dari tersangka yang terbukti bersalah.
Sebaliknya dijatuhkan hukuman yang ringan. Mereka tidak pernah melihat dan
mendengar rintihan-rintihan masyakat jelanta yang menderita.
Pada
kata penggunaan kata “agak” seperti halnya pada kutipan cerpen “Aku agak yakin
dia adalah Ina. Seharusnya menggunakan
kata “tidak” menjadi “Aku tidak yakin dia adalah Ina. Sehingga dalam penggunaan
kata tidak menjadi lebih baik bila dibandingkan dengan penggunaan kata agak. Penggunaan kata “merangsek” sulit untuk
diterka untuk arti dari kata tersebut.
Saran untuk cerpen tersebut adalah pada
cerpen tersebut adalah pada tokoh Dodi tidak dijelaskan secara detail tentang
karakter dan sifatnya. Tersirat di dalam cerpen itu anak yang tidak perhatian.
Tidak peduli dengan orangtuanya yang hidup sendiri tidak ada satupun
anak-anaknya yang menemani. Tega melantarkan orangtuanya. Hanya menunjuk simbol
memberikan obat kuat dan sakit kepala. Memang sangat berguna tetapi kenapa harus
meninggalkan orangtuanya sendirian. Hal itu menandakan kurang peduli dengan
orang yang dicintainya.
Pada
tokoh Aria Hubala seharusnya membelah pihak yang lemah bukan membela pihak yang
kantong tebal. Sebagai penegak hukum harus adil dan tidak memihak. Meskipun,
diiming-iming hadiah besar dari tersangka yang secara terbukti salah
menghilangkan nyawa orang lain dengan sengaja atau melakukan secara berencana.
Sudah jelas bersalah dijatuhkan hukuman sangat berat, yaitu hukuman mati.
Tetapi aparat tersebut sudah dibutakan oleh hal duniawi, selalu memikirkan
dirinya sendiri. Menerima hadiah dari tersangka yang terbukti bersalah.
Sebaliknya dijatuhkan hukuman yang ringan. Mereka tidak pernah melihat dan
mendengar rintihan-rintihan masyakat jelanta yang menderita.
Menciptakan suatu tokoh imajinasi pada
Cerpen tersebut sudah sangat bagus. Mempunyai karakter yang kuat dan memiliki
ciri-ciri khusus yang melekat pada diri tokoh imajinasi. Bagamana setiap tokoh
tersebut diceritakan kebiasaan sehari-hari yang didalam hidupnya yang cukup
sulit untuk ditinggalkannya. Tokoh tersebut sangat konsisten didalam diri
sendiri. Pada klimak bisa ditingkatkan dan ditambah lagi tantangan pada cerita.
Agar lebih seru dan lebih menantang. Pada akhir cerita cerpen memberikan kesan
terdalam kepada pembaca. Sehingga pembaca ingin membaca berulang-ulang kembali.
Dalam cerpen tersebut ditambah latar lagi. Agar latar tempat lebih bervariasi
dan menarik. Sehingga dapat memikat banyak pembaca lagi. Dalam pemilihan Diksi
sangat bervariasi sehingga pembaca tidak akan mengalami kebosanan dan menarik.
Juga dapat menjaring peminat pembaca lebih banyak lagi. Untuk lebih menyukai
membaca terutama cerpen. Agar dapat menumbuhkan cinta kepada dunia sastra .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar