Selasa, 01 April 2014

Kritik Sastra Melalui Unsur Intrinsik Cerpen Kutunggu Di Jarwal Karya Soim Anwar


Pada cerpen  berjudul “Kutunggu Di Jarwal” memiliki kelebihan. Tema tentang keadilan yang diangkat dalam cerpen tersebut sangat sesuai dengan topik. Keadilan di zaman moderen ini sangan langkah. Masyarakat sangat haus dengan keadilan yang jujur dan tidak memihak salah satu. Semua mendapat perlakuan yang sama. Di mata hukum semua masyarakat mendapat perlakuan yang sama yang melakukan kesalahan akan mendapatkan sangsi  hukuman yang sesuai. 
Pemilihan penokohan di kemas sangat apik dan sesuai dengan pemilihan karakter pada masing-masing tokoh. Penokohan pada cerpen tersebut di antaranya tokoh aku, Ina, Aria Hutabala, dan Doni. Tokoh aku yang memiliki karakter yang tegas tetapi tidak bisa memutuskan sebuah masalah dengan baik. Ina merupakan perempuan kuat, tangguh, sabar, dan tanggungjawab. Aria Hutabala adalah seorang hakim ketua yang mudah tergoda dengan hal duniawi dan tidak amanah. Doni seorang anak yang tidak perhatian dengan orangtuanya sendiri.
Tokoh aku memiliki ketegas tapi bimbang. Ketika berusaha untuk menolak keinginan dari Ina untuk mau menikahinya. Alasan dari tokoh Ina ingin melarikan diri dari tempat kerjanya. Karena majikan yang berbuat kasar dan berbuat melecehkan martabat perempuan. Tokoh aku bimbang memilih keputusan yang terbaik untuknya dan orang lain. Apakah tokoh aku harus menolong atau tidak. Disisi lain apabila menolong Ina, tetapi tokoh aku akan dirugikan. Bahkan berputar arah tokoh aku bisa juga ditipu Ina. Mempermainkan perasaannya oleh Ina. Sedangkan tidak memolong ina, tokoh aku akan menyesal dan berdosa pada orang yang membutuhkannya..
Terlukis sangat jelas pada cerpen tersebut bagaimana tokoh aku itu tidak ingin  terjerumus kedua kali masalah yang sama. Melakukan dosa terbesar dalam hidupnya. Mempermainkan aturan yang sudah ada. Akibat dari perbuatannya itu nyawanya menjadi taruhanya bahkan keluarganya ikut menjadi korban. Tokoh aku ingin mati di tempat yang suci, bukan tempat yang penuh hina. Ada keinginan dalam hatinya untuk bisa menebus dosa-dosa dimasa lampaunya. Bertobat sebelum Tuhan menyabut nyawanya. Tetapi banyak sekali tantangan yang harus dihadapinya.Tokoh aku ingin meninggalkan tingkah laku buruknya.  Meskipun harus hidup dalam kesendirian dan kekurangan. Keluarga yang dikasihi telah meninggalkannya istri telah meninggal, sedangkan anaknya tidak pedulikannya. Terpenting adalah ingin hidup bahagia sampai di alam Surga. Itulah impian yang dirindukannya.
Sosok Ina dalam cerpen itu merupakan seorang perempuan yang tangguh, dan kuat. Sebagai tulang punggung keluarga rela meninggalkan anak-anak dan suami demi sesuap nasi. Memiliki Suami pengangguran yang hanya bisa meminta dan bersenang-senang tidak menghargai jeripaya dari istrinya. Ina bekerja sebagai asisten rumah tangga yang digaji murah. Bahkan diperlakukan tidak manusiawi oleh atasnya. Ada keinginan untuk menolak atau melarikan diri dari semua ini tetapi keadaan yang tidak memihaknya. Sedangkan tokoh Aria Hutabala merupakan aparat penegak hukum jabatan sebagai ketua hakim.
 Karakter Aria Hutabala mudah tergoda dengan bonus-bonus yang besar yang akan diberikan kepadanya. Bonus tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan gajinya yang tidak seberapa. Hanya cukup memenuhi kebutuhan itupun terkadang tidak cukup. Semakin besar kasus yang ditanganinya semakin besar pula bonus yang didapatkannya. Apabila kasus yang ditangannya dapat dimenangkan oleh salah satu pihak yang terkait. Hukum seakan dipermainkan seperti panggung sandiwara yang penuh dengan skenario yang direkayasa.
Alur pada cerpen “Kutunggu di Jarwal” menggunakan alur maju. Mulai dari perkenalan, perumitan, klimak, antiklimak, dan penyelesaian Jalan cerita dijelaskan urut satu persatu hingga rinci. Alur pada cerpen tersebut sangatlah menarik untuk dibaca. Saat mencapai klimak terjadi ketegangan sangat seru antara tokoh utama dengan Ina. Sebagai pembaca terus menerka-nerka dan penasaran akan cerita selanjutnya. Membaca terus sampai cerita itu selesai. Sebagai penikmat cerpen tidak perna bosan membaca cerpen, meskipun membaca diulang-ulang kembali. Juga ikut terhipnotis mengikuti alur ceritanya. Perasaan ikut terhanyut terbuai alur pada cerpen tersebut. Seru dan penuh tantangan seakan terbawah kedalam cerita tersebut bermain sebagai pemeran utamanya.
Pada cerpen tersebut dijelaskan secara gamblak latar tempat seperti halnya tempat suci, pengadilan, pondokan nomor 1028, dan Jarwal Tayssir.  pada cerpen tersebut terdapat cuplikan kalimat “ Dipanggang cuaca yang sangat panas,”  yang membuktikan latar waktu siang hari. Juga musim dingin terdapat cuplikan kalimat “Darah terasa membeku hingga ke tulang dan sumsum. Terakhir adalah latar suasana yang terjadi di dalam cerpen yang berjudul “Kutunggu Di Jarwal” tegang. Membuktikan latar suasana tersebut menegangkan cuplikan kalimat “Itu tidak mungkin! Kamu masih punya suami! Kamu tidak punya wali di sini. Sehingga pembaca mudah menemukan latar tempat, latar waktu, dan latar suasana pada cerpen tersebut.
Pada pemilihan bahasa dan diksi berdasarkan pada cerpen “Kutunggu di Jarwal” sangat bagus. Pada penggunaan diksi tidak ada pengulangan kata dan sangat menarik dalam mengelolah bahasa dengan baik. Seperti halnya pada cuplikan “Aku adalah akar dan batang” yang mempunyai makna yang sangat dalam. Kedua, kalimat “semoga aku mendapatkan daerah basah. Istri dan anak-anakku bisa kelaparan di daerah kering”. Pada kalimat tersebut menandakan bahwa ada keinginan mendapatkan bonus yang lain diluar gaji resmi, sedangkan lahan kering merupakan tidak ada bonus selain gaji yang diterima. Terakhir, kalimat yang sangat menarik adalah “Akulah lelaki yang sering dirajam kesepian karena hidup sendiri”.
Menggunakan gaya bahasa personifikasi terdapat cuplikan kalimat “Dinding-dindingnya kusam, melepuh seperti kulit terbakar” seakan-akan dinding kusam seperti kulit manusia yang terkenak luka bakar lalu melepuh. Bahasa yang digunakan sangat kental dengan bahasa Jawa seperti cuplikan “gluduk” yang mempunyai arti petir.
Disisi lain pada cerpen  berjudul “Kutunggu Di Jarwal” juga memiliki beberapa kekurangan. Kekurangan  pada cerpen tersebut adalah pada tokoh Dodi tidak dijelaskan secara detail tentang karakter dan sifatnya. Tersirat di dalam cerpen itu anak yang tidak perhatian. Tidak peduli dengan orangtuanya yang hidup sendiri tidak ada satupun anak-anaknya yang menemani. Tega melantarkan orangtuanya. Hanya menunjuk simbol memberikan obat kuat dan sakit kepala. Memang sangat berguna tetapi kenapa harus meninggalkan orangtuanya sendirian. Hal itu menandakan kurang peduli dengan orang yang dicintainya.
Pada tokoh Aria Hubala seharusnya membelah pihak yang lemah bukan membela pihak yang kantong tebal. Sebagai penegak hukum harus adil dan tidak memihak. Meskipun, diiming-iming hadiah besar dari tersangka yang secara terbukti salah menghilangkan nyawa orang lain dengan sengaja atau melakukan secara berencana. Sudah jelas bersalah dijatuhkan hukuman sangat berat, yaitu hukuman mati. Tetapi aparat tersebut sudah dibutakan oleh hal duniawi, selalu memikirkan dirinya sendiri. Menerima hadiah dari tersangka yang terbukti bersalah. Sebaliknya dijatuhkan hukuman yang ringan. Mereka tidak pernah melihat dan mendengar rintihan-rintihan masyakat jelanta yang menderita.
Pada kata penggunaan kata “agak” seperti halnya pada kutipan cerpen “Aku agak yakin dia adalah Ina.  Seharusnya menggunakan kata “tidak” menjadi “Aku tidak yakin dia adalah Ina. Sehingga dalam penggunaan kata tidak menjadi lebih baik bila dibandingkan dengan penggunaan kata agak.  Penggunaan kata “merangsek” sulit untuk diterka untuk arti dari kata tersebut.
Saran untuk cerpen tersebut adalah pada cerpen tersebut adalah pada tokoh Dodi tidak dijelaskan secara detail tentang karakter dan sifatnya. Tersirat di dalam cerpen itu anak yang tidak perhatian. Tidak peduli dengan orangtuanya yang hidup sendiri tidak ada satupun anak-anaknya yang menemani. Tega melantarkan orangtuanya. Hanya menunjuk simbol memberikan obat kuat dan sakit kepala. Memang sangat berguna tetapi kenapa harus meninggalkan orangtuanya sendirian. Hal itu menandakan kurang peduli dengan orang yang dicintainya.
Pada tokoh Aria Hubala seharusnya membelah pihak yang lemah bukan membela pihak yang kantong tebal. Sebagai penegak hukum harus adil dan tidak memihak. Meskipun, diiming-iming hadiah besar dari tersangka yang secara terbukti salah menghilangkan nyawa orang lain dengan sengaja atau melakukan secara berencana. Sudah jelas bersalah dijatuhkan hukuman sangat berat, yaitu hukuman mati. Tetapi aparat tersebut sudah dibutakan oleh hal duniawi, selalu memikirkan dirinya sendiri. Menerima hadiah dari tersangka yang terbukti bersalah. Sebaliknya dijatuhkan hukuman yang ringan. Mereka tidak pernah melihat dan mendengar rintihan-rintihan masyakat jelanta yang menderita.
Menciptakan suatu tokoh imajinasi pada Cerpen tersebut sudah sangat bagus. Mempunyai karakter yang kuat dan memiliki ciri-ciri khusus yang melekat pada diri tokoh imajinasi. Bagamana setiap tokoh tersebut diceritakan kebiasaan sehari-hari yang didalam hidupnya yang cukup sulit untuk ditinggalkannya. Tokoh tersebut sangat konsisten didalam diri sendiri. Pada klimak bisa ditingkatkan dan ditambah lagi tantangan pada cerita. Agar lebih seru dan lebih menantang. Pada akhir cerita cerpen memberikan kesan terdalam kepada pembaca. Sehingga pembaca ingin membaca berulang-ulang kembali. Dalam cerpen tersebut ditambah latar lagi. Agar latar tempat lebih bervariasi dan menarik. Sehingga dapat memikat banyak pembaca lagi. Dalam pemilihan Diksi sangat bervariasi sehingga pembaca tidak akan mengalami kebosanan dan menarik. Juga dapat menjaring peminat pembaca lebih banyak lagi. Untuk lebih menyukai membaca terutama cerpen. Agar dapat menumbuhkan cinta kepada dunia sastra .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar